TUHAN MENGAJARKAN MELALUI CORONA* Karya : KH Mustofa Bisri

Komentar

  1. Biografi KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus)
    by Rozip


    kH. Ahmad Mustofa Bisri atau yang biasa disapa Gus Mus, lahir di Rembang, Jawa Tengah, 10 Agustus 1944. Beliau lahir dari seorang ibu yang bernama Nyai Marafah Cholil dan seorang ayah yang hebat bernama KH. Bisri Mustofa sang pengarang Kitab Tafsir Al Ibriz li Ma’rifah.

    Ayah Gus Mus juga dikenal sebagai seorang orator atau ahli pidato. Bahkan menurut KH. Saifuddin Zuhri, KH. Bisri Mustafa mampu mengutarakan hal-hal yang sebenarnya sulit sehingga menjadi begitu gamblang, mudah diterima semua kalangan baik orang kota maupun desa.

    Kemudian beliau juga mampu membuat hal-hal yang berat menjadi begitu ringan, sesuatu yang membosankan menjadi mengasyikkan, sesuatu yang kelihatannya sepele menjadi amat penting, berbagai kritiknya sangat tajam, meluncur begitu saja dengan lancar dan menyegarkan, serta pihak yang terkena kritik tidak marah karena disampaikan secara sopan dan menyenangkan.

    Selain itu, Kakeknya, KH. Zaenal Mustofa adalah seorang saudagar ternama yang dikenal sangat menyayangi ulama. Pada tahun 1955, KH. Zaenal bersama keluarganya mendirikan Taman Pelajar Islam (Roudlotut Tholibin). Pondok pesantren tersebut kini diasuh oleh Gus Mus.

    KELUARGA
    Gus Mus melepas masa lajangnya dengan menikah dengan Nyai Hj Siti Fatma putri Kiai Basyuni pada 19 September 1971. Buah dari pernikahanya, Gus Mus dan Istrinya dikaruniai enam anak perempuan diantaranya, lenas Tsuroiya, Kautsar Uzmut, Rudloh Quds, Rabiatul Bisriyah, Nada dan Almas serta seorang anak laki- laki, Muhammad Bisri Mustofa.

    Dari ke enam putrinya, Gus Mus memiliki enam orang menantu diantaranya, Ulil Abshar Abdalla, Reza Shafi Habibi, Ahmad Sampton, Wahyu Salvana, Fadel Irawan, dan Rizal wijaya.

    PENDIDIKAN
    Ayah Gus Mus sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya, lebih dari sekedar pendidikan formal. Meskipun otoriter dalam prinsip, namun ayahnya mendukung anaknya untuk berkembang sesuai dengan minatnya.

    Riwayat pendidikan Gus Mus dimulai dari SR (sekolah Rakyat) di Rembang, kemudian lanjut ke Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo Kediri di bawah asuhan KH Marzuki dan KH Mahrus Ali, Kurang lebih beliau belajar di Lirboyo sekitar dua tahun, kemudian beliau lanjut belajar di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, di bawah asuhan KH Ali Ma‘shumdan KH Abdul Qadir, kurang lebih sekitar 4 tahun Gus Mus mondok di sana. Kemudian melanjutkan studinya di Universitas Al-Azhar Cairo.

    BalasHapus

Posting Komentar